sumur jalatunda lereng dieng
Sumur jala tunda
Sumur jalatunda adalah sumur raksasa dengan kedalaman 100M dan garis tengah 90M. Bertebing sangat terjal sehinga orang akan sangat sulit untuk menyusuri tebing untuk turun kebawah hinga mencapai permukan air.Sumur ini adalah bekas kawah yang mati.dulu letusan yang dhsat telah menyisakan lubang yang dalam dan besar yang kemudian menampung air hujan. Air dari segenap penjuru dan kemungkinan ada mata airnya di sekitarnya hinga terbentuk sebuah sumur raksasa. Menurut masarakat sekitar sumur jala tunda dulunya di humi seseorang putri yang sanagt cantik berpostur tinggi besar. Banyak korban jatuh dan tenggelam yang sebelumnya mengalami halusisinasi.
Legenda sumur jalatunda
Dahulu kala di ceritakan ada sepasang mempelaii.Pemain musik gamelan,penyanyi,penari,berserta seluruh alat musik gamelan jatuh tenggelam kedalam sumur.sejak saat itu.Terkadang ada orang yang mendengarkan suara musik gamelan.tetapi tekadang sulit diketahui dari mana asalnya.Orang yang mendengarkan suara gamelan tersebut biasanya akan mencari dari mana sumber suara tadi.Antara sadar dan tidak sadar orang akan mengikuti sumber suara itu hingga terhanyut dan terbawa sampe bibir sumur.setelah sampe.Orang itu akan melihat sumur tersebut bukan lagi bagikan sumur.Melainkan terlihat seolah-olah ada sebuah istana yang megah.atau ada sebuah desa dengan sebuah aktivitasnya.Begitu orang tersebut memasuki istana/desa orang tersebut akan mengalami halusinasi hingga terjatuh kedalam sumur yang dia tidak di kehendaki oleh putri penghuni sumur.
Ada keprcayaan masarakat di sekitar sumur jala tunda bahwa barang siap yang bisa melempar batu sampe lekukan permukaan mata air sumur yang terjauh.ia akan berhasil dalam usaha atau bisnisnya.
Dalam cerita pewaynagan.Sumur jala tunda adalah sebuah nama sumur yang merupakan jalan tembus tembus kenegara di dasar bumi lapis ke tujuh.Ya itu tempat kerajan sapta prtala sang Hyang anta boga bermukim bersana putranya nagageni dan seseorang cucunya-manusia setengah dewa-Raden Atareja putera sulung bima Satria Pandawa.